Saat itu kebetulan saya lagi dalam
perjalanan dari kota Bontang menuju Samarinda. Ditengah perjalanan ada beberapa
wisata yang menjadi kebanggaan dari daerah ini. Ada wisata alam serta desa
budaya yang sangat kental dengan adat dan upacara suku Dayak. Suku Dayak
merupakan suku asli Kalimantan. Solo traveling…?? Bagi yang belum pernah mungkin
akan menjadi sesuatu yang menakutkan karena disini hanya kita yang akan
menentukan kemana kita akan menuju dan apa yang kita lakukan semuanya bisa
menjadikan sesuatu yang akan sangat menyenangkan bahkan sebaliknya akan
menjadikan sesuatu yang membosankan. Pagi ini persiapan terakhir yaitu mengecek
kondisi kendaraan.
Setelah kiranya cukup, mulailah perjalanan hari ini. Udara dingin yang masih menyelimuti sebagian jalan di kota Bontang ini menyambut perjalananku. Menembus kabut yang masih peka diawal perjalananku. Tempat pertama yang ingin saya kunjungi adalah Tugu Equator yang mana ada dua tempat yang pertama saya lewati ini yang ada di gerbang masuk di Kota Bontang dan yang ada di daerah Santan Ulu yang masuk dalam wilayah Kutai Kartanegara. Lokasinyapun sangat strategis karena letaknya tidak jauh dari jalan utama provinsi yang menghubungkan Bontang-Samarinda. Jaraknya hanya beberapa ratus meter aja dari jalan raya bahkan yang ada di Bontang tak kurang dari 5m kita sudah sampai di bangunannya. Bersampingan dengan gapura masuk kota Bontang bangunan ini sangat terlihat jelas jika kita memasuki kota Bontang. Di sini garis Equator ditandai dengan sebuah bangunan yang tingginya ±10 m yang dapat menampung sekitar 10-15 orang.
Setelah kiranya cukup, mulailah perjalanan hari ini. Udara dingin yang masih menyelimuti sebagian jalan di kota Bontang ini menyambut perjalananku. Menembus kabut yang masih peka diawal perjalananku. Tempat pertama yang ingin saya kunjungi adalah Tugu Equator yang mana ada dua tempat yang pertama saya lewati ini yang ada di gerbang masuk di Kota Bontang dan yang ada di daerah Santan Ulu yang masuk dalam wilayah Kutai Kartanegara. Lokasinyapun sangat strategis karena letaknya tidak jauh dari jalan utama provinsi yang menghubungkan Bontang-Samarinda. Jaraknya hanya beberapa ratus meter aja dari jalan raya bahkan yang ada di Bontang tak kurang dari 5m kita sudah sampai di bangunannya. Bersampingan dengan gapura masuk kota Bontang bangunan ini sangat terlihat jelas jika kita memasuki kota Bontang. Di sini garis Equator ditandai dengan sebuah bangunan yang tingginya ±10 m yang dapat menampung sekitar 10-15 orang.
Bangunan tersusun rapi oleh kayu
ulin serta ukiran-ukiran khas Kalimantan di setiap tiangnya dan di bawahnya
terdapat beberapa tanda yang menunjukkan jarak ke kota-kota besar yang ada di dunia
seperti jarak dari tugu ini ke Jakarta, Singapura, bahkan jarak ke Washington
tertulis disini.
![]() |
Jarak Bontang-Dubai |
Dan
sebuah prasasti peresmian
terdapat d bagian bawah bangunan. Dari atas bangunan ini kita bisa
menikmati hijaunya pepohonan yang ada di sekeliling terhampar luas.
Jalan poros Bontang-Samarinda juga terlihat berkelok naik turun terlihat
dari sini. Bahkan tangki-tangki PT Badak pun terlihat jauh diujung
pandangan.
![]() |
Setelah cukup saya melanjutkan
perjalanan selanjutnya yaitu tugu equator yang ada di daerah Santan Ulu. Pagi
itu sekitar jam 8 WITA saya sampai di Tugu Equator yang ada di Santan Ulu
ini. Perjalanan dari Bontang ke Santan Ulu tak begitu jauh sekitar 1 jam saya sudah menjinjakkan kaki di bangunan ini.
![]() |
Papan nama yang ada di sisi jalan raya |
Hal pertama yang ada dibenakku
saat menginjakkan kaki disini adalah suatu bangunan penanda tengah-tengah Bumi
yang begitu menawan. Kondisi bangunannya masih bagus namun seperti tak ada
perhatian dari warga sekitar sehingga tempat ini sangat
sepi.
![]() |
Tugu Equator yang ada di Santan Ulu, Kukar |
Jalan masuk ke bangunan ini
sudah bagus. Meskipun di tempat ini
untuk sarana parkirnya lumayan luas yang ada di depan bangunan. Tempat sampah
dan toilet tersedia disini sayangnya saat saya berkunjug tak ada seorangpun
disini bangunanpun terkunci rapat sehingga saya tak tahu apa yang sebenarnya ada
di dalam bangunan ini. Informasipun tak banyak saya dapatkan karena memang di
tempat ini minim sekali akan informasi sejarah ataupun informasi-informasi tentang bangunan ini yang biasa
ditempat di sebuah mading. Saat itu saya sempat bertemu dengan salah satu warga
yang sedang mengambil air untuk memasak saya berniat untuk sedikit mengali
informasi tentang tempat ini dan saya sedikit kecewa karena Beliau tidak
banyak tahu tentang tempat ini.
Hanya sedikit informasi yang saya dapat yaitu disini dua
kali dalam setahun ada suatu perayaan yaitu hari tanpa bayangan. Di desa Santan
Ulu ini kita dapat menikmati fenomena alam itu. Secara ilmiah hari tanpa
bayangan disebut sebagai Transit Utama yakni saat matahari berada di titik
Zenith sebuah tempat. Jika di sebuah tempat tersebut terjadi hari tanpa bayangan
maka matahari tengah singgah tepat di titik atas wilayah tersebut. Fenomena
tersebut memang tak pengaruh apa-apa akan tetapi di Indonesia hanya terjadi di
beberapa tempat yang dilalui garis khatulistiwa yang salah satunya berada di
desa Santan Ulu, kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Akhirnya saya berjalan mengelilingi area bangunan ini.
Berharap ada informasi lain yang saya dapatkan. Dan ternyata
hanya prasasti peresmian yang menyatakan bahwa tugu ini
diresmikan tahun 1993 dan sempat ada pemugaran dan renovasi pada tahun 2011
lalu.
![]() |
Prasasti saat peresmian tahun 1993 |
![]() |
Prasasti renovasi pada tahun 2011 |
Bangunan utama Tugu Khatulistiwa Santan Ulu berbentuk
lingkaran dan memiliki tinggi kurang lebih 30 meter. Di puncak bangunan
dipasang arah mata angin dan posisi persis lokasi ini berdasar garis
bumi, 00o 00’ 00′ dan 117o 21’ 47′ Bujur Timur. Diatas bangunan ada sebuah symbol
anak panah yang ada ditengah-tengah Bumi yang menandakan arah utara dan
selatan.
Disini
juga digambarkan peta bumi dengan garis katulistiwa berwarna merah.
Garis ini mempertegas kalau itu adalah garis tengah bumi sesungguhnya.
Letak garis merah ini persis disebelah tempat parkir. Selain di tempat
parkir, di jalan raya yang menghubungkan Samarinda dan Bontang juga
digambarkan peta yang sama. Garis merah juga dibuat membelah peta
tersebut untuk mempertegas garis tengah bumi. Jadi jika kita melintas di
jalan tersebut, kita akan sadar bahwa telah melewati garis tengah bumi
menuju belahan bumi yang lain.
Peristiwa alam yang penting disekitar tugu khatulistiwa / tugu Equator adalah saat terjadi titik kulminasi matahari, yaitu fenomena alam ketika matahari tepat berada digaris khatulistiwa. Titik kulminasi matahari atau Ekinoks, terjadi setahun dua kali tepatnya pada tanggal 21-23 Maret dan 21-24 September. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala, sehingga menghilangkan bayangan tugu khatulistiwa dan semua bayangan benda benda disekitarnya.
Setelah cukup berkeliling di Tugu Equator yang ada di Santan Ulu ini akhirnya saya melanjutkan perjalanan lagi. Semoga tempat ini bisa menjadi daya tarik wisata disini karena tak banyak tugu seperti ini yang ada di Indonesia. Sehingga memiliki daya pikat untuk pariwisata. Dan berkunjunglah saat fenomena hilangnya bayangan karena matahari berada tepat diatas garis Equator.
By:Prast_
Peristiwa alam yang penting disekitar tugu khatulistiwa / tugu Equator adalah saat terjadi titik kulminasi matahari, yaitu fenomena alam ketika matahari tepat berada digaris khatulistiwa. Titik kulminasi matahari atau Ekinoks, terjadi setahun dua kali tepatnya pada tanggal 21-23 Maret dan 21-24 September. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala, sehingga menghilangkan bayangan tugu khatulistiwa dan semua bayangan benda benda disekitarnya.
Setelah cukup berkeliling di Tugu Equator yang ada di Santan Ulu ini akhirnya saya melanjutkan perjalanan lagi. Semoga tempat ini bisa menjadi daya tarik wisata disini karena tak banyak tugu seperti ini yang ada di Indonesia. Sehingga memiliki daya pikat untuk pariwisata. Dan berkunjunglah saat fenomena hilangnya bayangan karena matahari berada tepat diatas garis Equator.
By:Prast_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar